Sebelum dinamakan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2004, daerah
ini bernama Polewali Mamasa (Polmas) yang secara administratif berada
dalam wilayah Sulawesi Selatan. Setelah terjadi pemekaran Kabupaten
Mamasa sebagai kabupaten sendiri, nama kabupaten Polewali Mamasa pun
diganti menjadi Kabupaten Polewali Mandar.
Kabupaten Polewali Mandar memiliki sejumlah kekhasan, seperti
kekayaan alam dan kebudayaan sebagai potensi pariwisata yang besar
dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Barat. Diantara potensi
besar tersebut adalah, wisata bahari, wisata alam, wisata budaya dan
kerajinan yang tersebar hampir disemua kecamatan. Mulai dari wisata
bahari kepulauan dan pesisir pantai yang sangat indah dan
alami. Ditambah dengan wisata pedalaman yang memiliki wisata tirta,
wisata ritual dan situs hingga wisata sosial dan publik yang juga
menawarkan sejuta keindahan kebudayaan dan alam yang eksotis.
Bagi siapapun pejalan budaya dan petandang wisata tentu akan pulang
membawa sejuta kesan yang tak dapat dilupakan. Sebab segera setelah
matahari terbit dari ujung timur, maka hamparan kilauan pasir putih
disepanjang pantai ditambah aktivitas para nelayan yang turun melaut
atau pulau dari laut, mulai dariKKecamatan Binuang hingga Kecamatan
Tinambung akan membentang panorama nan eksotis yang menawarkan sejuta
kedamaian sekaligus penegasan akan ketegaran para pelaut ulung
Mandar. Menyusur samudera dengan Sandeq (perahu bercadas khas Mandar).
Akhirnya bersiap-siaplah untuk menjadi To Mandar (orang
Mandar). Dengan datang dan meneguk wai marandanna (air putih-nya) orang
mandar di Kabupaten Polewali Mandar, ditemani simpul senyum warga
masyarakat ramah dan setiap saat siap menjadi penyaksi dan teman setiap
kedatangan pejalan budaya dan wisatawan.
Mewakili seluruh staf Pemerintah Kabupaten Polewali Mandarmenyatakan
akan memberikan pelayanan kepada para petandan budaya dan
wisatawan. Terlebih, bantuan kepada investor untuk berinvestasi di
daerah yang tengah mengembangkan investasi di berbagai bidang. Utamanya
bidang perdagangan, pertambangan dan gas yang ke depan akan kian
kompetitif, mengikat kekhasan kekayaan potensi yang baik.
Selamat datang di Kabupaten Polewali Mandar.
Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022.30 km2 yang
terbagi dalam 15 kecamatan terletak di antara 20 40″303�00�LU dan
11��040�27�BT yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Mamasa do Sebelah Utara, Kabupaten Pinrang di Sebelah Timur, Selat
Makassar Sebelah Selatan dan Kabupaten Majene di Sebelah Barat.
Ditakdirkan memiliki beragam keunikan dan kekayaan alam yang
melimpah, mulai dari kekayaan kebudayaan, kekayaan alam pesisiran,
bahari dan pedalaman. Serta karya cipta seni budayayang merupakan
representasi pintal nilai-nilai kearifan orang Mandar yang melekat pada
setiap masyarakatnya.
Pemerintah Mandar sangat menyambut positif diterbitkan
buku profil kebudayaan dan pariwisata ini. Sebab bagi kami, ini adalah
bahagian dari cara Kami mentafsir konsep dasar kepemimpinan Mandar yang
memahami� tarrare do alloo tammatindo di wongi mappikkirri atuowanna
pa�banua� (gelisah di siang hari, tak lelap di malam hari,
memikirkan prima untuk warga masyarakat). Yang lalu terjewantahkan ke
dalam visi kabupaten yang berorientasi kepada terwujudnya masyarakat
Kabupaten Polewali Mandar bernafaskan ajaran agama dan nilai-nilai
budaya sipamandar ( saling menguatkan).
Nah, tentu hal ini tidaklah berlebihan, sebab kekayaan kebudayaan,
seni dan keragaman eksotika alam di Polewali mandar ini adalah potensi
dan aset yang tak ternilai. Utamanya dalam melecut minat investor, para
pejalan budaya dan wisatawan untuk berivestasi dan bertandan ke
Kabupaten Polewali Mandar.
Oleh Dinas dan Kebudayaan Parawisata Mandar bahwa keistimewaan, keunikan dan
kekhasan panorama alam yang teramat sangat alami dan eksotis, kekhasan
kebudayaan, situs dan ritual yang memikat di warnai seulas senyum Kami
bersama warga Kabupten Polewali Mandar. Melihat dari dekat keistimewaan
perahu Sandeq. Perahu bercadik yangn memintal peradaban degan mengarungi
gelombang samudera sebagai penegasan bahwa pelaut Mandar, benarlah
pelaut yang ulung. Atau tentang pintal sarung sutera Mandar penegasan
komitmen kesetiaan perempuan-perempuan Mandar yang telah mendunia
melintasi batas-batas area budaya. Serta situs penegasan hukum dan
demokrasi yang telah mengantarkan Mandar kepada keemasan sejarah sebuah
peradaban. Sebuah entitas agung nan luhur.
Dengan pelayanan prima tersebut, Pemerintah di Mandar siap menunggui untuk menemani para
pejalan budaya, wisatawan mancanegara dan domestik untuk melihat dan
merasakan kekhasan kami dengan setumpuk pasilitas-pasilitas pelayanan
sebagai kabupaten yang telah siap untuk didatangi. Sehingga, sekali
lagi, dengan rendah hati Kami menyampaikan, bahwa segera setelah
matahari terbit dari balik gulungan gelombang dan ombak teluk Mandar,
Kami telah siap mengantarkan anda hingga matahari terbenam di
puncak-puncak bebukitan yang menawarkan sejuta eksotika. Meninggalkan
jejak-jejak yang tidak terlupakan, sebagai sebuah kehangatan. Bukan
sebagai mimpi, tetapi sebuah kenyataan kehangatan kebudayaan tanah
Mandar.
POTENSI SUMBER DAYA ALAM MARITIM MANDAR
Kabupaten Polewali Mandar, sebagai kabupaten yang memiliki kekhasan
kebudayan maritim menjadi tidaklah lengkap jika tidak melihat dan
mandatangi pulau-pulau yang bertebaran di sepanjang pantai
Polewali. Tercatat sedikitnya ada 6 pulau-pulau kecil mulai dari Pulau
Battoa, Pulau Tangnga, Pulau Tosalama�, Pulau Gusung Toraja dan Pulau
Karamasang serta Pulau Panampeang yang bisa dijangkau dengan menggunakan
kendaraan perahu motor milik warga yang menjangkar di Kecamatan Binuang
dan Kecamatan Polewali dengan jarak tempuh sekitar setengah jam
perjalanan. Yang menarik dari pulau ini, selain keindahan alamnya,
beberapa diantaranya pulau-pulau ini hingga kini belumlah
berpenghuni. Sehingga cukup refresentatif untuk ditempati bersantai atau
rekreasi bersama keluarga ditemani semilir angin laut dan debur
gelombang yang lembut, tenang dan berahabat seraya memancing, berjemur
dan berenang.
Selain beberapa pulau ini tidak berpenghuni, khusus pulau � pulau
yang berpenghuni juga menawarkan beragam aktivitas masyarakat khas
masyarakat pesisiran yang menarik dan selalu tampil dengan seulas senyum
ramah menyambut siapa saja yang datang bertandang ke tempat ini. Belum
lagi flora dan fauna laut yang juga menawarkan keindahan
tersendiri. Ditambah denga belantara hutanbakau yang beberapa
diantaranya meliuk dan menambah keindahan bibir pantai pulau-pulau ini.
Sebelum mencapai pulau-pulau ini, utamanya jika perjalanan laut yang
ditempuh menyusuri peisir pantai dan dimulai dari Kecamatan Polewali,
seain aktivitas penangkapan ikan secara tradisional akan banyak ditemui,
pemandangan bagang yang berdiri tegak diatas permukaan laut pun akan
banyak dijumpai. Termasuk aktivitas penambak rumput laut yang bertebaran
di sepanjang pantai. Seakan menegaskan, betapa karibnya masyarakat
sekitar pulau ini dengan laut. Sebagai tempat mereka untuk menafkahi
hidup dan mengisi waktu dalam kehidupan mereka.
Aktivitas lainnya yang juga akan sangat banyak ditemui disepanjang
perjalanan menuju pulau-pulau tersebut, adalah beberapa warga masyarakat
yang mencari nafkah dengan menangkap ikan menggunakan jala atau alat
pancing dari atas perahu-perahu tradisional milik mereka. Sehingga,
selain keindahan alam laut yang akan kita tenui dalam perjalanan
menyusuri pulau-pulau ini, kita juga akan diperkenalkan denga beragam
jenis perahu-perahu tradisonal masyarakat sekitar pulau ini. Mulai dari
soppe-soppe, lepa-lepa, ba,go dan lain sebagainya yang kesemuanya itu,
mereka gunakan untuk mencari nafkah di lautan.
Palippis sebagai salah satu objek wisata pesisir pantai juga
menawarkan keindahan panorama alam laut yang sangat eksotis. Palippis
yang terletak di Desa Bala Kecamatan Balanipa ini sekitar 20 Km dari ibu
kota Kabupaten Polewali Mandardan terletak di jalan poros Provinsi
Sulawesi Barat ini menjadi kian menarik, sebab selain hamparan pasir
putih yang memanjang, di sepanjang pantai keindahan alam perbukitan dan
batu karang dan tebing dan goa alam pun tertawarkan. Utamanya di Lawuang
yang memanjang dan bersambung dengan pantai Palippis dengan garis
pantai kurang lebih sepanjang tiga kilo meter juga menawarkan eksotika
tebing karang yang menyerupai ngarai.
PERAHU SANDEQ
Perahu Sandeq juga adalah sebuah ikon kehebatan maritim
masyarakat mandar, cukup beralasan memang, sebab kehebatan para pelaut
Ulung Mandar dibuktikan melalui pelayaran yang menggunakan perahu
bercadik ini. Dalam keseharian perahu Sandeq digunakan untuk mencari
nafkah di laut yang terdalam sekalipun. Tercatat dalam sejarah perahu
Sandeq telah terbukti sanggup berlayar hingga ke Singapura, Malaysia,
Jepang dan Madagaskar.
Sebab selain ia memiliki bentuk yanng elok nan cantik dengan panjang
kurang lebih 9-16 meter dengan lebar 0,5-1 meter juga mampu dipacu
hingga kecepatan 15-20 Knot atau 30-40 Km per jam. Sehingga perahu layar
yag cantik dan tercepat juga mampu menerjang ombak yang besar
sekalipun. Beberapa even perlombaan pun kerap digelar untuk membuktikan
ketangguhan perahu ini. Untuk melihat dari dekat proses pembuatan perahu
cadik yang berlayar ini pun dapat ditemui di Pambusuang Kecamatan
Balanipa.
ALAM PEDALAMAN
Selain objek wisata alam maritim, perjalanan ke Kabupaten Polewali
Mandar juga terasa tidak lengkap jika tidak menempuh perjalanan wisata
ke arah pedalaman yang juga menawarkan beragam paket keindahan khas
masyarakat agraris. Seperti di daerah Kelapa Dua Kecamatan Andreapi
sekitar 10 Km dari Polewali juga dari atas puncak hamparan sawah
bersusun milik warga juga menawarkan keindahan yang sangat alami. Atai
di Mosso Kecamatan Balanipa serta di Alu Kecamatan Alu dengan khas
jalannya yang meliuk dan berberbelok-belok dan dari puncak daerah
pegunungan ini panorama matahari tenggelam juga dapat ditemukan
menghilang di balik pegunungan dengan tempias cahaya yang sangat
cantik. Ditambah panorama liukan sungai-sungai yang tampak eksotik
di atas pegunungannya.
WISATA TIRTA
Di daerah pedalaman selain wisata alam dan jenis buah-buahan yang
dapat dinikmati pada musim-musim tertentu, seperti durian, langsat dan
rambutan sebagai potensi agro wisata. Tak kalah menarinkya, wisata tirta
seperti; air terjung bersusun Indo Rannoang dan pemandian Limbong,
keduanya di Kecamatan Andreapi. Selain itu, objek wisata tirta lainnya
juga dapat ditemui di Biru Kecamatan Binuang, atau Limbong Miala dan
Limbong Kamandang di desa Kurra Kecamatan Tapango.
Ditambah objek wisata tirta Sekka-sekka yang terletak di Batupanga
Kecamatan Luyo, sekitar kurang lebih 5 Km dari Polewali. Kendati tidak
alami, sebab ai merupakan proyek bendungan irigasi, tetapi ia cukup
menawarkan panorama yang indah, sebab ditempat ini acara rekreasi pun
dapat berlangsung meriah. Sebab selain dapat digunakan sebagai tempat
pemandian dan olah raga berenang, acara memancing ikan air tawarpun
dapat dilakukan ditempat ini.
WISATA RITUAL
Yang cukup khas dari masyarakat Mandar di kabupaten Polewali Mandar
adalah beragamnya ritual-ritual adat yang juga menawarkan kehangatan
sekaligus kemegahan sebuah kebudayaan. Karena pada ritual-ritual adat
tersebut, selain dapat diamati sebagai peristiwa kebudayaan. Juga secara
bersamaan dapat tercermati nilai-nilai luhur yang dianut oleh
masyarakat Mandar. Seperti, ritual niparakka�I (pelantikan adat)
misalnya. Yang berhak melakukan pelantikan adalah para penghulu adat
yang mewakili atau merefresentasi warga masyarakat. Demikian pula bagi
yang dilantik, juga mesti telah melalui ritual assipulu-pulungan
(musyawarah) untuk menyeleksi appena ( watak) dan pangandaranna
(kemampuan) yang lalu dulanjutkan dengan upacara assitaliang
(pengucapan) yang dilakukan di depan warga masyarakat dan para penghulu
adat. Kendati ritual ini agak jarang ditemukan kecuali pada waktu-waktu
tertentu, namun ia cukup menawarkan sebuah fenomena kebudayaan
masayarakat yang berdiam di Polewali Mandar.
Ritual lainnya adalah mappatamma (khataman) yang digelar bersamaan
dengan pammunuang (maulidan). Yang menarik, sebab ritual serupa ini
rutin digelar tiap tahunnya pada bulan-bulan Maulidan dan hampir
dilakukan di semua kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, seperti di
Tinambung, Balanipa dan Campalagian, serta Limboro dengan daya tarik
utamanya, hadirnya perempuan-perempuan Mandar yang cantik nan kemayu
menunggangi kuda pattu�du (menari) ditambah dengan pernak-pernik (telur yang ditusuk serupa sate) yang menghiasi ritual
ini. Sedang kuda menari sendiri juga acapkali pula ditampilkan pada
ritual-ritual tradisi lainnya seperti tomesunna� (sunatan), pappalikka
(perkawinan), dan acara syukuran atau hajatan serta kenduri budaya
lainnya. Lengkap dengan tetabuhan rebana dan tembang kalindada
(sastra lisan Mandar) yang ditembangkan di depan kuda menari tersebut.
WISATA SITUS
Situs seakan menjadi kekuatan lain dari keluhuran kebudayaan
masyarakat Mandar yang dapat ditemui dibanyak tempat di Kabupaten
Polewali Mandar sebagai pusat kerajaan Mandar saat mencapai Lpuncak
keemasannya. Salah satu situs yang sangat monumental adalah, situs atau
makam Todilaling atau Imanyambungi mara�dia (Raja) pertama
Balanipa. Situs ini dapat ditemui di atas puncak pegunungan dibawah
rimbunnya pohon beringin di Napo Kecamatan Limboro sekitar 5 Km dari
jalur jalan poros Provinsi Sulawesi Barat.
Sahdan ditempat ini, beberapa perempuan penari dan penabuh rebana
serta pengikut setianya dimasukkan ke dalam liang untuk menghibur raja
yang telah tinggal jasad itu. Sebagai makna loyalitas dan rasa turut
berbelasungkawa yang terdalam. Sehingga menurut cerita yang melegenda,
hingga tujuh hari tujuh malam pasca dikebumikan, warga yang ada di
sekitar makam masih dapat mendengar suara tetabuhan rebana dari dalam
liang makam itu. Hingga akhirnya sunyi senyap, setelah semua pengikut
setia sang raja tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
Situs lain yang juga menarik untuk dikunjungi adalah situs yang
terletak di Alu Kecamatan Alu yang merupakan Makam Ammana Pattowali,
salah satu tetua leluhur dan pejuang Mandar. Yang menarik dari situs
ini, karena ia tidak dikubur ke dalam tanah, tetapi berdiri tegak dan
konon jika situasi dan suhu kampung tidak tenang, semisal akan ada
bencana atau keributan di Mandar. Maka situs kuburan ini akan bergerak
dan bergeser posisinya. Tetapi akan kembali tegak, ketika kedaan kembali
normal. Situs ini terletak sekitar 15 Km ke arah Alu dari jalan poros
Kecamatan Tinambung. Untuk sampai di tempat ini, dapat dilalui dengan
kendaraan roda empat dan harus melewati jalan berkelok melalui
pegunungan dan sepanjang pesisir sungai Mandar.
Selain itu, situs lainnya juga dapat ditemui tidak jauh dari
Todilaling di Tammajarra, sekitar 4 Km dari jalan poros, juga diatas
puncak bukit adalah situs makam Tomepayung raja kedua kerajaan
Balanipa. Yang menarik dalam kawasan situs ini adalah, adanya bala tau
(arena sabung orang) yang terbuat dari batu persegi empat dengan luas
kurang lebih 4 x 5 meterpersegi. Sebagai tempat eksekusi sengketa yang
melibatkan laki-laki. Cukup dengan dibekali keris kedua orang yang
bersengketa itu lalu dimasukkan ke dalam arena tersebut. Diyakini, yang
terkalahkan sudah pasti berdadi pihak yang salah. Selain arena bala tau,
di tempat ini juga terdapat pula tiga tungku besar yang kono adalah
tempat untuk mengeksekusi perkara yang melibatkan kaum perempuan. Dengan
jalan, kedua pihak yang berperkara memasukkan tanggannya ke dalam
tungku yang berisi air mendidih. Hal ini juga diyakini, bagi siapa yang
tangannya melepuh maka dialah yang berada di pihak yang bersalah.
Peninggalan situs lainnya, masih pada jaman kerjaan Tomepayung
adalah, situs batu yang dikenal sebagai allamingan batu assitaliang yang
terletak di Kecamatan Luyo. Sekitar 8 Km dari jalan poros Kecamatan
Mapilli. Situs ini adalah simbol dari ikrar persatuan tujuh kerajaan do
pedalaman dan tujuh kerajaan di pesisir yang menyatu dalam sebuah
komfederasi Mandar abad ke-18.
Selain itu, mesjid yang juga monumental bagi sejarah perkembangan
islam di Mandar adalah, mesjid tua yang terletak sekitar 2 Km dari jalur
jalan provinsi. Terdapat di Desa Lambanan Kecamatan Balanipa. Menurut
sejarahnya, mesjid ini didirikan sekitar tahun 1600 M.
Sejarah pengembangan islam yang monumental di Mandar juga dapat
ditemui pada makam Syech Al Maruf salah satu penganjur agama Isalam
yang pertama di Tanah Mandar yakni sekitar abad XVI. Terletak di Pulau
Tosalama Ammassangan Kecamatan Binuang, yang untuk mengunjunginya
ditempuh melalui perjalanan laut dengan menggunakan perahu motor, waktu
perjalanan sekitar 15 menit dari Polewali. Sebagai penganjur agama Islam
yang memiliki kedalaman ilmu agama yang sangat luas, maka Sech Al
Ma�ruf lalu kemudian dijuluki To Salama (yang dikeramatkan
). Sebagaimana nama tempat beliau dimakamkan.
PAKAIAN ADAT
Pakaian adat masyarakat Mandar, utamanya yang ada di Polewali Mandar
juga sangatlah beragam. Namun bagi orang Mandar untuk mengenakan pakaian
adat tertentu, mesti mengikuti etika dan tradisi yang telah dianut
secara turun temurun. Salah satu pakaian adat Mandar yang cukup pupuler
adalah, jenis baju pokko dan passigar. Pakaian adat ini biasanya
dikenakan pada acara perkawinan oleh pengantin atau pada saat perempuan
menunggang kuda pattudu (menari). Juga pada saat dilangsungkan
acara-acara tradisi kenduri budaya lainnya, lengkap dengan pernak -pernik perniknya seperti dali (subang), gallang (Gelang) dan sebagainya.
TRANSPORTASI TRADISIONAL
Yang tak kalah menariknya dicermati saat berkunjung ke Polewali
Mandar adalah, kendaraan
tradional sebagai alat transportasi yang hingga
kini masih banyak digunakan oleh warga. Bagi pelancong juga dapat
mengendarainya kendaraan-kendaraan tradisional ini seperti bendi yang
digunakan dari satu desa ke desa lainnya. Atau kuda tunggangan untuk
menuju beberapa desa yang medannya agak berat di beberapa daerah
pedalam. Hingga perahu motor maupun perahu layar yang juga banyak
digunakan oleh warga yang menyeberang ke pulau-pulau kecil kecil di
Polewali. Bahkan sekedar untuk memancing ikan dan kegiatan rekreatif
lainnya. Sehari-hari kendaraan serupa ini digunakan warga untuk
aktivitas pencaharian nafkah di laut khusus untuk daerah-daerah
pesisiran.
AKTIVITAS SOSIAL DAN PUBLIK
Aktivitas warga masyarakat Mandar yang ada di Polewali Mandar yang
juga cukup menarik dinikmati adalah aktivitas tradisional dalam mencari
nafkah di laut maupun di sungai. Mulai dari memancing ikan di laut atau
di sungai, atau sekedar mendayung lepa-lepa (jenis perahu tradisional)
untuk menambang pasir di sungai Mandar. Aktivitas ini hampir bisa
ditemui di sepanjang pesisir pantai yang memanjang mulai dari Kecamatan
Binuang hingga Kecamatan Tinambung. Kecuali penambangan pasir dengan
menggunakan alat angkut lepa-lepa hanya dapat ditemui di sepanjang
sungai Mandar yang membelah Kecamatan Tinambung dan berada di jalur
jalan poros Provinsi Sulawesi Mandar.
KONSEP NILAI SIWALI PARRI
Hal lain yang sangat menarik dan cukup unik di Mandar adalah
meletaknya konsep nilai siwaliparri. Konsep siwaliparri sendiri
berangkat dari pemahaman akan kebersamaan dan kesetaraan perempuan dan
laki-laki dalam menafkahi kehidupan. Hal ini tergambar dari begitu
banyaknya perempuan-perempuan Mandar, utamanya ibu-ibu rumah tangga baik
di wilayah pedalaman maupun di pesisir yang ikut membantu suaminya
dalam mengerjakan kegiatan yang bernilai ekonomi. Untuk mendukung
kehidupan rumah tangga mereka. Mulai dari perempuan menambang pasir di
sungai Mandar Tinambung, penjemur gabah, pengambil makanan ternak dan
pemikul air enau. Untuk aktivitas serupa inidapat ditemukan hampir
ditemukan disemua Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar. Hinga kini,
konsep ini masih terus dipraktekkan ditengah-tengah masyarakat sebagai
sebuah nilai budaya luhur orang Mandar.
PEREMPUAN YANG BEKERJA
Sehingga dalam keseharian masyarakat Mandar, utamanya yag berdiam di
wilayah Kabupaten Polewali Mandar, pemandangan perempuan-perempuan yang
bekerja menjadi sesuatu yang sangat akrab. Mulai dari pembuat gula aren,
membuat kasur kapuk, atau perempuan pemecah kemiri serta perempuan
pemintal tali. Untuk mengamati aktivitas perempuan-perempuan Mandar ini
dapat ditemukan di hampir semua kecamtan. Tetapi untuk
aktivitas-aktivitas tertentu, seperti pembuat gula areng dapat ditemukan
di daerah pedalaman seperti di Kecamatan Balanipa, Limboro dan Alu
serta di beberapa kecamatan lainnya. Demikian pula halnya dengan pembuat
kasur kapuk, juga ditemukan di Kecamatan Wonomulyo dan
Limboro. Sedangkan perempuan pemintal tali dapat ditemukan di Kecamatan
Balanipa dan Limboro.
DUNIA ANAK LAUT DAN SUNGAI
Untuk melengkapi kunjungan kita ke Polewali Mandar, di beberapa
tempat di dunia permainan anak -anak Mandar juga menawarkan nuansa
lain yang menarik, bahkan sayang untuk dilewatkan. Betapa tidak, dari
aktivitas permainan mereka, dapat ditemukan kenyataan lain, betapa
karibnya mereka dengan alam tempat mereka hidup. Sehingga pemandangan
anak-anak yang memancing di pinggir pantai adalah pemandangan yang akan
sangat pengasyikkan. Atau di wilayah pedalaman maka mata kita akan
dipertemukan dengan dunia riang anak-anak Mandar yang bermain sambil
mandi atau mereka yang mengambil air sungai untuk membantu
keluarga. Bahkan bisa jadi, akan membuat kita untuk ikut serta menikmati
dunia riang mereka. Pemandangan serupa ini dapat kita temukan hampir
disemua wilayah pesisiran dan di wilayah pedalaman. Utamanya di sungai
Mandar yang bermuara di Kecamatan Tinambung.
PASAR TRADISIONAL
Salah satu objek kunjungan yang tak kalah menariknya di Polewali
Mandar adalah, pasar-pasar tradisional. Objek ini sangat menarik, sebab
beberapa hasil kerajinan dan keterampilan masyarakat Mandar yang bercita
rasa tradisional dengan gampang dapat di temukan di tengah-tengah pasar
tradisional. Tidak terkecuali makanan khas tradisional mandar juga
dapat ditemuka, bahkan dapat dicicipi di pasar-pasar yang juga merata
ada hampir di semua kecamatan di Polewali Mandar.
TANGAN TANGAN YANG TERAMPIL
Tak kalah dengan daerah lain, beragam hasil kerajinan dan
keterampilan tangan yang bercita rasa artistik tradisional juga dapat
dijumpai di Polewali Mandar. Mulai dari proses pembuatan perahu,
pembuatan tembikar atau gerabah hingga pada pembuatan keris, parang,
jembiah dan senjata tajam lainnya. Khusus pembuatan perahu bermotor
maupun yang tradisional dapat ditemui di sepanjang pesisir pantai
Kecamatan Campalagian hingga Kecamatan Balanipa dan Tinambung. Untuk
pembuatan gerabah atau tembikar dapat pula ditemui di Kecamatan
Balanipa. Demikian pula halnya para pandai besi yang menempah keris,
jembiah dan senjata tajam lainnya dapat pula ditemukan di Kecamatan
Campalagian.
SISI LAIN
Sisi lain Kabupaten Polewali Mandar yang juga menarik untuk
dimasukkan dalam agenda kunjungan adalah, menengok aktivitas masyarakat
kabupaten ini yang memiliki kekhasan tersendiri bagi pejalan budaya dan
petandan wisata. Seperti aktivitas nelayan atau penangkap ikan di
pesisir dan aktivitas turun sawah untuk yang tinggal di daerah yang
memiliki areal persawahan. Sedangkan bagi masyarakat yang tinggal
didaerah bantaran sungai akan ditemukan aktivitas mereka ketika turun ke
sungai sekedar untuk mandi atau bermain-main. Kesemuanya ini tentu
menjadi objek yang juga menarik. Termasuk aktivitas mencari kutu di
depan tangga rumah warga diwakt-uwaktu senggang mereka.
KESENIAN TRADISIONAL
Salah satu objek wisata di Polewali Mandar yang juga menarik adalah,
objek kesenian tradisional mereka. Beberapa kekayaan kesenian
tradisional ini dapat dilihat dari kepandaian para seniman tradisi dalam
menabuh perkusi jenis rebana dan gendang. Untuk mengamati kegiatan
berkesenian mereka dengan pola dan irama khas Mandar dapat dilihat pada
saat dilehat acara kenduri budaya atau pesta perkawinan dan acara
syukuran. Bahkan acara serupa dapat pula ditemui pada
pementasan-pementasan seni taradisional yang memang diperuntukan untuk
pergelaran kesenian tradisional masyarakat Mandar.
SENI MUSIK TRADISONAL
Selain kepandaian seniman tradisi dalam menabuh perkusi beberapa
bentuk kesenian tradisional yang dapat ditemui di Polewali Mandar
adalah, kepandaian mereka dalam memainkan kecapi Mandar, keke (alat tiup
yang terbuat dari bambu), gongga (alat pukul terbuat dari bambu),
calong (alat pukul yang terbuat dari bilah bambu dan batok kelapa). Juga
kesenian jenis sayang-sayang yang kesemuanya itu biasa dipertontonkan
pada saat digelar acara-acara perkawinan, syukuran dan pergelaran khusus
seni pertunjukan.
ALAT MUSIK TRADISI DAN DRAMA
Selain alat-alat musik khas Mandar di Kabupaten Polewali Mandar,
beberpa bentuk kesenian pun dapat dinikmati seperti pertunjukan seni
drama tradisional yang alur ceritanya dan setting penokohannya beranjak
dari latar belakang cerita kebudayaan dan tradisi masyarakat
Mandar. Karya-karya seupa ini biasanya disusun oleh beberapa kelompok
komunitas kesenian rakyat yang memang ajang melakukan aktivitas
pertunjukan kesenian rakyat.
SENI TARI DAN GERAK
Seni tari dan gerak juga akan menjadi ikon tersendiri masyarakat
Mandar di Kabupaten Polewali Mandar, yang menarik untuk dinikmati
sebagai persembahan kesenian tradisional. Mulai dari tari tradisional
yang menawarkan pergelaran seni tari dengan konsep dasar tari
tradisional Mandar seperti Pattu�du hingga pada seni tari yang
bersifat eksploratif seperti tari kreasi lainnya. Demikian pula seni
gerak lainnya seperti pa�dego dan pa�macca (keduanya sejenis
pertunjukan gerak tradisi Mandar) tetapi menyuguhkan gerak-gerak yang
indah sehingga layak untuk dikonsumsi sebagai pertunjukan kesenian.
SENI KRIYA DAN ARSITEKTUR
Bidang lain dari kesenian khas Mandar yang juga dapat diamati di
Polewali Mandar adalah beberapa bentuk ukiran. Mulai dari patung, hingga
bentuk-bentuk ukiran untuk hiasan dan rumah-rumah panggung milik warga
masyarakatnya. Ada ciri pahatan dan ukiran Mandar yang tersisa disetiap
hasil aktivitas kesenian ini. Membuat ia menjadi menarik dan berbeda
dengan daerah-daerah lainnya, sebab memiliki nilai dan makna tersendiri
sebagai bagian dari pemahaman konsep dasar seni ukir atau pahat dan
arsitektur orang Mandar.
MAKANAN KHAS
Makanan khas juga menjadi bahagian lain yang menarik untuk dinikmati
pada kunjungan setiap orang yang datang ke Kabupaten Polewali
Mandar. Ada banyak makanan khas yang tentu tidak akan ditemui di daerah
lain. Untuk menikmati makanan khas maka dapat diperoleh di kedai-kedai
rakyat yang terdapat di beberapa kecamatan di Polewali Mandar yang untuk
mendapatkannya juga langsung dapat dinikmati di tempat
pembuatannya. Sekaligus melihat dari dekat proses pembuatannya.
Selain di kedai-kedai rakyat di kampung-kampung, makanan khas Mandar
juga dapat diperoleh dibeberapa tempat penjualan di pinggir jalan yang
memang telah dipersiapkan menjadi tempat persinggahan bagi para pejalan
yang langsung dapat menikmatinya. Seperti di Kecamatan Campalagian dan
Tinambung. Selain itu, makanan khas masyarakat Mandar juga dapat
diperoleh di beberapa pasar tradisional yang bertebaran hampir di semua
kecamatan di Kabupaten ini.
SOUVENIR
Selain penganan atau makanan-makanan khas, untuk melengkapi kunjungan
para petandang budaya dan pariwisata di Polewali Mandar. Juga
tertawarkan beberapa bentuk dan jenis souvenir yang tersedia di beberapa
pasar tradisional. Mulai dari sarung sutera Mandar yang cukup digemari
oleh para pendatang dengan keragaman corak dan warna tergantung kepada
status penggunanya. Juga bentuk souvenir lain yang berupa keterampilan
miniatur perahu sandeq, kecapi Mandar dan beberapa jenis kap lampu yang
bahan dan bentuknya diambil dari potensi alam dan budaya Polewali
Mandar. Sehingga melakukan perjalanan ke Polewali Mandar, barang bawaan
sebagai oleh-oleh bahkan kado perjalanan dari Tanah Mandar kiranya cukup
untuk dibagi-bagi sebagai bukti bahwa benar kita telah berkunjung ke
Tanah Mandar.
Segera setelah perjalanan seharian telah terlewatkan di Kabupaten
Polewali Mandar. Maka matahari akan kembali ke peraduannya dan
mengantarkan setiap pelancong dan pendatang untuk istirahat dan
tertidur, seraya mengingat-ngingat kembali betapa indah perjalanan
seharian di Tanah Mandar seakan melengkapi sebuah kenyataan bahwa betul
kita yang pejalan budaya dan petandang wisata telah menjadi orang Mandar
yang sungguh-sungguh orang Mandar. Yang bergumul dan menyatu dengan
Mandar dengan segenap lekuk-lekuk irama kebudayaan dan alamnya yang
indah nan eksotik. Dengan senyum masyarakat Mandar yang selalu siap
merekah kepada setiap pendatang.
Dengan ditemani matahari yang akan tenggelam dan kembali
keperaduannya meninggalkan semburatnya dengan warna cantik diatas
puncak-puncak perbukitan dan pegunungan. Pengantar lelap dalam tidur
panjang di tengah alam Mandar, sebab keesokan harinya kita akan
terbangun bersama untuk menatap Polewali Mandar. Menatap Tanah Mandar
dengan keanekaragamannya dan keluhuran budayanya sebagai sebuah entitas
agung juga luhur.
Sumber : www.polmankab.go.id/pariwisata/
0 komentar:
Posting Komentar