Assalamu Alaikum,  lulluare...!   |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Mengapa Harus Senja Di Tanah Mandar

Written By ian on Kamis, 16 Mei 2013 | 18.02

Menyoal tentang senja mungkin beberapa orang akan berkata "terlalu abstrak" lalu kemudian berkata " ah, mengapa tak suka yang lain saja?" Ya, semua orang memang berbeda soal kesukaan, minat, ataupun hobi. Yang jelas saya suka dengan tampakan senja. Senja tampak sesaat sebelum matahari pergi dan terbenam dan berganti malam, bisa dikatakan ini waktu transisi atau peralihan. Ada semburat gradasi warna yang menarik saat matahari hilang di ufuk barat, dan saya sampai saat ini yakin tak ada seorang pun yang dapat mencipta paduan warna senja itu. 

Lalu soal senja di tanah Mandar, tanah kelahiran yang banyak ditinggalkan oleh orang-orang asli daerah lalu kemudian rindu untuk ingin pulang. Ada apa dengan senja disana? Apa yang berbeda? 

Gambaran senja alami di tanah Mandar (Foto : Tommuane Mandar)
1. Alami
Senja di tanah Mandar itu alami, sama sekali tak palsu. Sajian alam ini tak pernah bersifat imitasi, ada suasana alam yang berpadu dengan ketenangan suasananya. Belum lagi senja di jazirah Tipalayo ini selalu ditemani oleh ombak, laut, dan pantai yang selalu menyejukkan. Dengan sebagian wilayah pesisir pantai Mandar yang didominasi untuk jalan trans Sulawesi Barat maka sebenarnya tak sulit untuk menemukan gambaran senja yang menarik. 

Senja indah dengan objek perahu nelayan yang bisa jadi pemanis dalam hasil foto (Foto : Tommuane Mandar)
2. Indah
Senja tanah Mandar walaupun mungkin tak sesempurna bulatan sunset pantai Losari di Makassar ia tetap saja elok untuk dipandangi, ada ketenangan saat memandanginya dijamin semua kepenatan anda akan hilang. Saya selalu tak pernah henti bertanya "mengapa setiap memotret senja selalu saja indah?" coba anda jawab pertanyaan itu. Paduan warna yang entah berapa juta piksel itu selalu tampak berbeda dalam view finder kamera. 

Selalu ada rasa lokal Mandar, apalagi untuk membuat foto jenis silouet (Foto : Tommuane Mandar)
3. Rasa Lokal 
Ada "rasa lokal" didalam senja di tanah Mandar. Kalau kemudian senja di tanah lain mungkin juga indah, tapi ini senja di kampung halaman sendiri. Bagaimanapun cantiknya senja lain tapi itu jauh diari kampung halaman seolah-olah tiada berarti (bukan berarti meremehkan senja Losari yang eksklusif itu) namun ada rasa "feels like home" ketika memandangi senja Mandar. 

Semoga apa yang menurut saya indah itu sama dengan yang ada di kepala anda.

Sumber : http://tommuanemandaronline.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar