Menjelaskan Ujung Lero, walaupun belum pernah menginjakkan kaki ke daerah komunitas Mandar besar di tanah Bugis ini bukanlah hal yang tidak mungkin, media informasi yang begitu luas saat ini memungkinkan kita "meraba" suatu daerah tanpa harus menjejakkan kaki terlebih dahulu.
Ujung Lero hanya sesekali saya pandangi dari bibir pantai kota Pare-Pare, letaknya yang strategis tepat di mulut teluk membuatnya menjadi mudah untuk dilsaksikan dari kejauhan, sangat jelas jika anda berdiri di sepanjang pantai Pare-Pare.
Ujung Lero, adalah salah satu desa sentra pemukiman etnis Mandar di kecamatan Suppa kabupaten Pinrang, salah satu kabupaten yang berbatasan dengan kota Pare-Pare dan kabupaten Polewali mandar. Daerah ini dihuni oleh dominan etnis Mandar dengan latar belakang dari berbagai daerah di wilayah Polewali dan Majene. Daerah pemukiman ini terlihat sebagai daratan serupa pulau yang memanjang dan tepat di bagian ujungnya terdapat menara masjid Ujung Lero.
Ujung Lero hanya sesekali saya pandangi dari bibir pantai kota Pare-Pare, letaknya yang strategis tepat di mulut teluk membuatnya menjadi mudah untuk dilsaksikan dari kejauhan, sangat jelas jika anda berdiri di sepanjang pantai Pare-Pare.
Foto Ujung Lero dari bibir pantai kota Pare-Pare (Foto : Tommuane Mandar) |
Secara umum kecamatan Suppa terdiri dari 2 kelurahan dan 8 Desa, yaitu : Kelurahan Watang Suppa, Kelurahan Tellumpanua, Desa Lero, Desa Watang Pulu, Desa Maritengngae, Desa Tasiwalie, Desa Wiring Tasi, Desa Lotang Salo, Desa Ujung Labuang, Desa Polewali. Orang-orang dari etnis Mandar banyak tinggal di desa Lero dan daerah-daerah pesisir di kecamatan ini. Seperti yang diketahui bahwa etnis Mandar adalah kelompok masyarakat yang sangat dekat dengan laut, laut sudah menjadi teman dan ladang untuk mencari penghidupan, profesi mereka yang sebagian besar nelayan telah menjadikan merek identik dengan kehidupan laut, bermukim di pesisir dan menggantungkan hidup dari alam. Sama seperti persebaran etnis Mandar yang juga ditemukan di kabupaten Pangkep tepatnya di Kalmas (Kalukuang-Masalima). Dari dua pola persebaran etnis Mandar ini dapat dlihat secara umum bahwa kelompok masyarakat Mandar banyak tinggal di pesisir dan dekat dengan kehidupan laut.
Ujung lero banyak dihuni oleh etnis Mandar yang berprofesi sebagai nelayan, dari daerah ini pulalah banyak dilahirkan karya-karya seni terbaru tentang lagu-lagu daerah. Ada fakta bahwa karya seni budaya memang dekat dengan alam dan kondisi sosial masyarakat, laut bisa menjadi inspirasi yang sangat baik dalam menelurkan sebuah karya sastra, baik itu dalam bentuk puisi, senandung, ataupun lagu daerah. Ada banyak penyanyi dan pencipta lagu daerah Mandar yang menghiasi label rekaman dan berasal dari Ujung Lero. Ada yang mengatakan bahwa Ujung Lero adalah tempat bermukimnya orang Mandar ketika bencana gempa bumi tahun 1961 melanda tanah Mandar. Entahlah seperti apa yang jelasnya.
Minimnya informasi seputar Ujung Lero, karena daerah ini masih asing bagi, dan saya hanya bisa memandangi dan merabanya dari kejauhan saja.
Sumber : http://tommuanemandaronline.blogspot.com
Minimnya informasi seputar Ujung Lero, karena daerah ini masih asing bagi, dan saya hanya bisa memandangi dan merabanya dari kejauhan saja.
Sumber : http://tommuanemandaronline.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar