Assalamu Alaikum,  lulluare...!   |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Permandian Alam Air Panas Limboro Majene, Dari Hangat Hingga Panas Berlebihan

Written By ian on Jumat, 08 November 2013 | 06.11

Permandian alam air panas Limboro Majene, salah satu dari potensi objek wisata di kabupaten Majene yang menurut saya begitu pantas untuk dijadikan primadona andalan wisata. Mengapa saya katakan demikian? ada kehangatan "air panas alam" yang tersedia selama waktu yang tidak terbatas disini. Anda dapat dengan puas menikmati kehangatn air alamnya yang etah berasal darimana.

Telah lama objek wisata ini dikenal oleh orang-orang di kecamatan Sendana, utamanya mereka yang berdomisili dekat dengan desa Limboro, desa dimana objek wisata ini terletak. Desa asri yang terletak diantara gunung tinggi  di daerah pedalaman Sendana. Namun, tampaknya untuk kalangan penikmat wisata di Kabupaten Majene sendiri ataupun di Sulawesi Barat sepertiya belum cukup mengenal objek wisata "uai makula" ini. Saya mengenalny setelah seorang rekan yang selalu berkunjung kesini mengajak saya berkunjung ke tempat ini.

Pertama kali menjejakkan ke lokasi objek wisata yang menurut saya jarang di Sulawesi Barat ini (wisata permandian air panas alam) saya betul-betul takjub, entah berapa derajat Celcius suhunya, saya hampir-hampir tak bisa mencelupkan kedua kaki kedalam kolam yang berukuran besar, apatah lagi untuk kolam yang berukuran kecil, sesuai bidang permukaan semakin kecil permukaan maka penguapan akan semakin berkurang, maka jadilah kolam besar akan cenderung lebih dingin suhunya dibanding dengan kolam berukuran kecil. 

Terdapat kurang lebih tiga buah kolam, satu berukuran besar, sementara yang lainnya berukuran sedang dan kecil. Ketiganya tampaknya mendapatkan sumber mata air panas yang berbeda. Untuk kolam besar mata airnya disuplai oleh kolam berukuran kecil, sementara kolam sedang mata airnya disuplai dari titik yang berada di bagian atas kolam.

Konon mandi dipermandian ini dapat menghilangkan penyakit kulit yang anda derita. Dugaan saya kemungkinan terdapat sumber beleran dalam jumlah banyak disekitar kawasan ini, karena biasanya adanya aktivitas vulkanologik biasanya mendukung terciptanya air alam bersuhu panas.

Jika anda butuh merefleksi tubuh anda bisa ke tempat ini untuk sejenak merendam kedua kaki, atau bahkan mencelupkan seluruh tubuh dalam airnya yang cukup panas. Untuk soal berapa derajat Celcius panasa yang dihasilkan saya tidak tahu tepat, yang jelas saya yakin untuk tidak mencelupkan seluruh anggota badan dalam kolam ini, baik yang besar sedang atau kecil, panasnya cukup hebat menurut sayabelum lagi kondisi alam yang dingin di sekitar kolam yang ditumbuhi oleh pepohonan tinggi khas pegunungan membuat suasana dingin, kontras dengan air kolam yang begitu panas.

Satu fakta yang saya dapati saat menjejaki objek wisata ini adalah akses jalan yang cukup sulit, memacu adrenalin karena anda harus memacu kendaraan di puncak dengan ketinggian entah berapa derajat. rute jalan berukuran kecil kadang beraspal dan beton tidak mudah untuk dilalui, singkatnya "butuh perjuangan" untuk sampai ke tempat wisata ini. Jurang menganga di sisi kiri dan kanan serta tanjakan dan turunan yang curam memaksa anda untuk tetap fokus pada rute jalan yang dilalui. Lalu janga berharap jika jalurnya padat, sebaliknya ini jalur sepi, kurang lebih sama ketika kita berada di tengah hutan cagar alam, hanya ada pohon, sungai dan suara burung yang akan anda dengarkan. Sesekali anda akan menemukan warga desa Limboro yang melalui rute ini dari desa mereka menuju kota kecamatan Sendana.

 Kolam berukuran sedang Permandian Alam Limboro Sendana kab. Majene
Foto : Tommuane Mandar

  Kolam berukuran besar Permandian Alam Limboro Sendana kab. Majene
Foto : Tommuane Mandar

  Kolam berukuran kecil sebagai sumber mata air bagi kolam besar
 Permandian Alam Limboro Sendana kab. Majene
Foto : Tommuane Mandar
Satu kekaguman saya pada warga desa setempat yang tahan berendam di kolam yang berukuran kecil, yangmmenurut saya tingkat panasnya cukup tinggi, mereka dengan mudahnya berendam, bahkan mandi di kolam yang kecil ini, sepertinya tubuh mereka telah melakukan adaptasi terhadap suhu kolam, sehingga tubuhnya menganggap bahwa suhu air kolam masih dapat ditolerir, dan mereka tahan dengan panasnya air kolam. Para peladang yang pulang dari tempatnya bekerja kadang singgah di kolam ini untuk sekedar berendam, mandi dan kemudian pulang kerumahnya, 

Masuk ke objek wisata ini anda tidak harus membayar biaya retribusi, tiak ada pihak pengelola disini, karena itu anda dapat berpuas dan berlama-lama masuk ke area objek wisata ini. Salah satu faktor penting yang sekiranya dapat membuat objek wisata ini dapat diakses dengan mudah adalah adanya akses jalan yang memadai, dan itu tampaknya belum cukup maksimal dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab atas ini.

Sumber : http://tommuanemandaronline.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar